BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah teknik
dalam pembelajaran didefenisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh
guru dalam rangka menapai suatu tujuan, langsung dalam elaksanaan pelajaran
pada waktu itu.
Teknik dalam
pembelajaran bersifat implementasional saat proses belajar berlangsung untuk mencapai sasarannya. Teknik dalam pembelajaran
merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode pembelajaran, maka sudah tentu
bahwa kutipan defenisi teknik tersebut perlu dilengkati dengan metode tertentu.
Teknik dalam pembelajaran bersifat taktis, dancenderung bernuansa siasat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Teknik Pembelajaran?
2.
Apa saja Metode pembelajaran fikih?
C. Tujuan
Masalah
1.
Untuk mengetahui Pengertian Teknik Pembelajaran
2.
Untuk mengetahui Metode pembelajaran fikih
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teknik Pembelajaran
Tehnik secara
bahasa adalah cara atau kepandaian membuat atau melakukan sesuatu sedangkan
secara terminologi tehnik pembelajaran adalah cara yang lebih khusus atau
spesifik yang digunakan oleh pendidik untuk mengajar sesuatu yang termasuk di
dalamnya aktifitas, strategi, taktik dan bahan atau alat yang terkait dengan
pembelajaran. Menurut Al-Khazin, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metodee secara
spesifik. Fiqih secara bahasa adalah faham, sedangkan secara terminologi adalah
mengetahui hukum. Hukum syari’ah, amaliah yang diambil dari dalil-dalil yang
terperinci menurut mujtahid. Berdasarkan pendapat tersebut maka teknik
pembelajaran fikih adalah suatu cara yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran yang cocok dengan karakter siswa dalam
mata pelajaran fikih. Adapun metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
fikih sebgai berikut:
B.
Metode pembelajaran fikih
1.
Metode ceramah
Metode ceramah merupakan cara yang dilakukan dalam mengajar, digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan
secara lisan. Dalam tehnik ini pendidik menyampaikan nasehat dan informasi yang
memberi pengetahuan hukum seperti,hukum sholat, syari’at sholat dan rukun
sholat. Adalah cara penyampai materi pelajaran yang dilakukan secara lisan
kepada peserta didiknya. Menurut Zuhairini, metode ceramah adalah suatu metode
di dalam pendidikan di mana cara penyampaian materi pelajaran kepada siswanya
dengan cara penuturan secara lisan.[1]Peran
dari seorang murid di sini adalah sebagai pendengar, menerima pesan,
memperhatikan dan mencatat keterangan atau
informasi yang diucapkan
oleh gurunya.[2]
Adapun kelebihan dan kekurangan metode ceramah yaitu:
a.
Kelebihan dari metode ceramah
1)
Dapat mencakup kelas besar. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang
sama dalam mendengarkan materi dan menghemat biaya yang diperlukan akan menjadikan
relatif murah.
2)
Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga
waktu dan energi yang digunakan dapat sebaik mungkin.
3)
Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu
pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.
b.
Kekurangan metode ceramah
1)
Membosankan
2)
Siswa kurang aktif
3)
Informasi hanya satu arah
4)
Kurang terkendali, baik waktu maupun materi
5)
Monoton
6)
Tidak mengembangkan kreatifitas siswa
7)
Menjadiakan siswa sebagai objek didik
8)
Tiak merangsang siswa untuk mendidik
Langkah
langkah pelaksanaan metode ceramah
a.
Tahap Persiapan
1)
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah
proses untuk mencapai tujuan, maka dari itu langkah awal yang dilakukan oleh
guru adalah harus merumuskan tujuan yang jelas. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apa saja yang akan dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran
dengan metode ceramah hingga akhir.
2)
Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan
metode ceramah sangat bergantung pada tingkat kemampuan penguasaan guru
terhadap materi. Oleh karena itu, guru harus membuat pokok-pokok materi apa
saja yang akan diterangkan kepada siswanya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam penentuan pokok-pokok materi, guru sedikit mempersiapkan sebuah ilustrasi
untuk mempermudah dan memperjelas informasi yang disampaikan.
3)
Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat penting digunakan untuk
memudahkan siswa dalam menerima apa yang dijelaskan oleh guru, missal saja
dengan media-media atau yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas metode ceramah supaya tidak membosankan.
b.
Tahap Pelaksanaan
1)
Langkah pembukaan
Langkah
pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan
atau tidaknya dalam pelaksaan metode ceramah.
a)
Yakinkan siswa untuk dapat memahami tujuan apa yang akan dicapai.
Oleh sebab itu, guru harus lihai dalam menjelaskan makna tujuan tersebut,
supaya dalam proses pembelajaran siswa dapat terangsang dan termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan mudah.
b)
Lakukan langkah apersepsi yaitu menggabungkan materi pelajaran yang
lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan ini akan memudahkan
siswa perlahan untuk memahami materi, dan menciptakan siswa dalam proses
pembelajran itu mudah masuk dan menempel diotak.
2)
Tahap penyajian
Tahap
ini merupakan inti dari metode ceramah. Guru harus menyampaikan materi
pembelajaran dengan baik menggunakan tuturkata yang mudah dipahami. Supaya
ceramah dapat berkualitas, guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap memperhatikan
materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Terdapat cara-cara yang dapat
dilakukan oleh guru untuk menjaga perhatian siswa supaya tidak buyar:
a)
Menjaga kontak mata secara terus-menerus antara guru dengan siswa.
Kontak mata ini sangat penting sebagai isyarat antara guru dan siswa dalam
memerhatikan pelajaran. Usahakan ketika guru sedang menulis dipapan tulis tetap
memerhatikan kontak mata, sedikit menulis dan dekit menjelaskan berbalik
menghadap siswa.
b)
Gunakan bahasa yang komulatif dan mudah diterima oleh siswa. Guru
tidah harus menggunakan istilah-istilah yang terdengar asing dan kurang
popular, karna itu akan menyebabkan siswa bingung. Serta intonasi suara juga
harus diperhatikan supaya siswa dapat mendengar dengan baik.
c)
Sajikan pembelajaran yang akan diterangkan dengan sistematis,
supaya tidak meloncat-loncat dan mudah diterima oleh siswa.
d)
Tanggapi respons siswa dengan segera. Sekecil apapun respons
dari siswa harus ditanggapi, hal ini yang nantinya membuat kelas aktif serta
terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
e)
Guru tetap menjaga suasana dan kondisi kelas agar tetap
tenang dan tidak gaduh. Ciptakan kelas yang kondusif sehingga membuat siswa
bersemangat untuk belajar, makadari itu guru harus menunjukan sikap yang
bersahabat dan akrab serta penuh gairah dalam menyampaikan pembelajaran, serta
sekali-kali diberikan humor-humor yang segar dan menyenangkan.
3)
Langkah Mengakhiri Atau Menutup Ceramah
Metode
ceramah harus ditutup agar materi-materi pembelajaran yang sudah dipahami dan
dikuasai oleh siswa tidak terbang kemana-mana. Ciptakan kegiatan yang
memungkinkan siswa untuk tetap mengingat materi pelajaran. Dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut:
a)
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi
pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru.
b)
Merangsang siswa supaya dapat membuat suatu tanggapan atau memberi
semacam ulasan sedikit mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan.
c)
Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswanya
menguasai materi pembelajaran yang baru saja ia sampaikan.
2.
Metode Al-Niqasy (diskusi)
Metode diskusi dalam proses pembelajaran adalah bagian terpenting
untuk menciptakan siswa kreatif berpikir, sebab diskusi mengandung arti
bertukar pikiran atau mengeluarkan suatu konsep yang dapat dijadikan refrensi.
Dalam Kamus Ilmiah Popular dijelaskan bahwa diskusi adalah pembahasan bersama
tentang suatu masalah atau bertukar pikiran untuk menyelesaikan suatu masalah.
Secara Etimologi pengertian diskusi itu dapat memperkaya pengetahuan karena
dengan bertukar pikiran (transformasi) pengetahuan antara pendapat yang satu
dengan yang lainnya menjadi satu pengetahuan yang baru.
Selanjutnya kata diskusi menjadi berdiskusi yang berarti mengadakan
diskusi atau bertukar pikiran secara sesama, keterkaitan arti yang termuat pada
kata ‚diskusi‛ adalah menyelesaikan atau bertukar pikiran pada suatu pertemuan
baik formal maupun non formal. Sejalan dengan itu Abdul Majid dalam bukunya
mengatakan bahwa, Metode diskusi merupakan cara mendidik yang berupaya memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.[3]
Terdapat beberapa langkah pada metode diskusi, Mansyur
mengembangkan langkah-langkah dalam menggunakan metode diskusi, diantaranya:
a.
Persiapan menentukan topik diskusi yaitu: Membagi kelas menjadi
beberaa kelompok, merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan antisipasi
untuk kelancaran diskusi.
b.
Pelaksanaan metode diskusi yaitu: Menjelaskan topik diskusi,
memberi pengarahan diskusi, memilih dan menetapkan pimpinan diskusi,
sekertaris, dan lainnya, kelompok melaksanakan diskusi, guru mengontrol tiap
kelompok untuk menjaga atau membantu kegiatan diskusi (mengarahkan anggota
kelompok, membantu meluruskan pertanyaan atau jawaban anggota kelompok,
kelompok melaporkan hasil diskusi kemudian ditanggapi kelompok lain. Bila perlu
kelompok lain, membantu memberikan jawaban, hasil diskusi seluruh kelompok
ditulis dalam laporan, laporan dari hasil diskusi disampaikan kepada guru/pengajar
oleh pimpinan diskusi (moderator).
3.
Metode Al-tahbiq (Demonstrasi)
Istilah
demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar
yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau
pengoperasioan peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan
atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang
yang mengdemosntasikan (guru, peserta didik, atau orang luar) mempertunjukkan
sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan.[4]
Namun pada metode ini terdapat kelebihan dan kelemahan diantaranya:
a.
kelemahan Metode Demonstrasi
1)
Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada
peserta didik yang diikutsertakan.
2)
Pengalaman peserta didik bertamba.
3)
Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi
pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi
melihat dan mempraktekkannya secara langsung.
4)
Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi
pelajaran dalam waktu relatif singkat.
5)
Dapat memusatkan perhatian anak didik.
6)
Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pelajaran menjadi lebih
jelas dan konkrit.
7)
Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap
siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.
8)
Menghindari "coba-coba/gagal" yang banyak memakan waktu
belajar.
b.
Kelemahan Metode Demonstrasi
1)
Memerlukan waktu yang cukup lama, tempat dan peralatan yang cukup.
2)
Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efektif.
3)
Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama alat.
4)
Membutuhkan tenaga dan kemampuan yang optimal dari pendidik dan
peserta didik.
5)
Bila peserta didik tidak aktif, metode demonstrasi tidak efektif.
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar
metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah sebagai berikut:
a.
Persiapkan alat-alat yang diperlukan.
b.
Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa
yang akan dikerjakan.
c.
Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan,
serta memberikan penjelasan yang cukup singkat.
d.
Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan alasan
alasan setiap langkah.
e.
Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teknik
pembelajaran fikih adalah suatu cara yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran yang cocok dengan karakter siswa dalam
mata pelajaran fikih. Adapun metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
fikih adalah Metode Ceramah yaitu cara yang dilakukan dalam mengajar, digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan
secara lisan. Dalam tehnik ini pendidik menyampaikan nasehat dan informasi yang
memberi pengetahuan hukum seperti,hukum sholat, syari’at sholat dan rukun
sholat. Metode diskusi dalam proses pembelajaran adalah bagian terpenting untuk
menciptakan siswa kreatif berpikir, sebab diskusi mengandung arti bertukar
pikiran atau mengeluarkan suatu konsep yang dapat dijadikan refrensi. Dan demonstrasi
dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada
umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasioan
peralatan barang atau benda.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwasanya banyak sekali kekurangan dalam makalah
ini maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan dari para
pembaca agar kedepannya penulis bisa membuat makalah lebih baik dari pada saat
ini, atas segala perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Ramayulis, 2004, Metodologi Pendidikan Agama Islam,
Jakarta:Kalam.
Majid, Abdul, 2008, Perencanaan
Pengajaran, Cet. Lv, Bandung: Remaja Rosdakarya
Usman, M. Basyruddin, 2001,
Metodologi Pembelajaran Agama
Islam, Jakarta: Ciputat Pers
Arief, Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam, Jakara: Ciputat Pers.
[1]Armai Arief,
Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakara: Ciputat Pers, 2002),
hlm 136
[2]M. Basyruddin
Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2001), hlm
27
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pengajaran, Cet. Lv, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 141
[4]Ramayulis,
Metodologi Pendidikan Agma Islam, (Jakarta:Kalam Mulia 2004), hlm 244
Tidak ada komentar:
Posting Komentar