puisi sebait kata untuk bunda

damainya embun yg membelai rumput,
seperti hangat dalam belai dan pelukmu,
sejuknya udara saat lazuardi,
seperti kata setiap ucapanmu,
layaknya anak angsa yg brjalan lurus,
mengikuti induknya,

tpi aku trtatih,
terjatuh dan terpeleset,
kemudian terpuruk menapaki hidup tanpa dirimu,
dirimu yg dahulu slalu ada,
ada saat aku menjadi bangga,
ada saat aku tengah gundah,
dan ada saat aku meneteskan butir bening,

aku rindu belai hangatmu,
aku rindu cinta kasihmu,
aku hanya dapat menangis,
tak dapat menahan semua ini,

pada saat org bilang kau pergi dlam keadaan mulia,
aku bahagia,
karena aku jga tahu banyak org yg merasa kehilangan,
serta air mata dari semua org,
menandakan engkau org yg baik,
dimata kami dan dimata semua org,
mudah-mudahan juga dimata tuhan